Senin, 13 Agustus 2012

Linguistik: Hakikat Bahasa


Hakikat bahasa adalah suatu konsep yang mendasar tentang bahasa. Hakikat bahasa ini antara lain:
1.    Bahasa adalah bunyi.
Kata bunyi berbeda dengan kata suara. Menurut Kridaklaksana (1983:27) bunyi adalah pesan dari pusat saraf sebagai akibat dari gendang telinga yang bereaksi karena perubahan-perubahan dalam tekanan udara. Oleh karena itu, banyak ahli menyatakan bahwa yang disebut bahasa itu adalah yang sifatnya primer, dapat diucapkan, dan menghasilkan bunyi. Dengan demikian, bahasa tulis adalah bahasa sekunder yang sifatnya berupa rekaman dari bahasa lisan, yang apabila dibacakan/dihafalkan tetap melahirkan bunyi juga. Sebagai bunyi, bahasa berfungsi untuk menyampaikan pesan lambang dari kebahasaan sebagaimana disebutkan bahwa bahasa juga bersifat lambang.
2.    Bahasa itu bermakna.
Bahasa sebagai suatu hal yang bermakna dan berkaitan erat dengan sistem lambang bunyi. Oleh sebab itu, makna dilambangkan dengan suatu pengertian, suatu konsep, sutau ide, atau suatu pikiran, yang hendak disampaikan melalui wujud bunyi bahasa yang bermakna.
3.    Bahasa adalah lambang.
Dalam bidang ilmu, istilah lambang berada dalam kajian semiotika atau semiologi. Lambang sendiri sering disamakan dengan simbol. Dengan demikian, bahasa sebagai lambang artinya memiliki simbol untuk menyampaikan pesan kepada lawan tutur. Ia berfungsi untuk menegaskan bahasa yang hendak disampaikan.
4.    Bahasa itu bersistem.
Sebagai sebuah sistem, bahasa memiliki konsep sistematis dan sistemik. Sistematis dapat diartikan bahwa bahasa itu tersusun menurut suatu pola yang selalu berkaitan, tidak tersusun acak. Selain sistematis, bahasa juga sistemik. Sistemik maksudnya bahasa itu bukan merupakan sistem tunggal, tetapi juga terdiri atas sub-sub sistem atau sistem bawahan. Subsistem-subsistem itu antara lain: subsistem fonologi, subsistem morfologi, subsistem sintaksis, subsistem semantik. Dengan demikian, sebagai sebuah sistem, bahasa berfungsi untuk memilah kajian morfologi, fonologi, sintaksi, dan semantik.
5.    Bahasa itu arbitrer.
Arbitrer dapat diartikan sewenag-wenang, berubah-ubah, tidak tetap, mana suka. Arbitrer diartikan pula dengan tidak adanya hubungan wajib antara lambang bahasa (yang berwujud bunyi) dengan konsep atau pengertian yang dimaksud oleh lambang tersebut. Hal ini berfungsi untuk memudahkan orang dalam melakukan tindakan kebahasaan.
6.    Bahasa itu konvensional.
Bahasa merupakan hasil kesepakatan bersama. Hal inilah yang kemudian memunculkan aturan-aturan dalam ketatabahasaan.
7.    Bahasa itu unik.
Bahasa dikatakan memiliki sifat yang unik karena setiap bahasa memiliki ciri khas sendiri yang dimungkinkan tidak dimiliki oleh bahasa yang lain. Ciri khas ini menyangkut sistem bunyi, sistem pembentukan kata. Sistem pembentukan kalimat dan sistem-sistem lainnya. Di antara keunikan yang dimiliki bahasa adalah adanya tekanan kata yang tidak hanya bersifat morfemis, melainkan sintaksis. Bahasa bersifat unik berfungsi untuk membedakan antara bahasa yang satu dengan lainnya.
8.    Bahasa itu bersifat universal.
Keuniversalan bahasa dapat dibuktikan dengan adanya sifat dan ciri-ciri sama yang dimiliki oleh bahasa-bahasa di dunia. Persamaan itu berupa kepemilikan bunyi vokal dan konsonan, kegramatikalan bahasa, dan kepemilikan fungsi pada kalimat. Oleh sifatnya yang universal ini, bahasa memiliki fungsi yang sangat umum dan menyeluruh dalam tindakan komunikasi.
9.    Bahasa itu bervariasi.
Setiap masyarakat bahasa pasti memiliki variasi atau ragam dalam bertutur. Variasi bahasa dapat terjadi secara idiolek, dialek, kronolek, sosiolek, dan fungsional.
10.    Bahasa itu dinamis
Hampir di setiap tindakan manusia selalu menggunakan bahasa. Akibat setiap tindakan manusia sering berubah-ubah seiring perubahan zaman yang diikuti oleh perubahan pola pikir manusia, bahasa yang digunakan pun sering memiliki perubahan. Inilah yang dimaksud dengan dinamis. Dengan kata lain, bahasa tidak statis, tetapi akan terus berubah mengikuti kebutuhan dan tuntutan pemakai bahasa.
11. Bahasa itu produktif.
Bahasa selalu menghasilkan sesuatu. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan antara unsur dan daya pemakaiannya. Bunyi à kata à frasa à klausa à kalimat à paragraf à wacana
12. Bahasa itu manusiawi.
Bahasa yang manusiawi adalah bahasa yang lahir alami oleh manusia sebagai penutur bahasa dimaksud. Hal ini dikarenakan pada binatang belum tentu ada bahasa meskipun binatang dapat berkomunikasi.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

sumbernya dari mana?

cahaya mengatakan...

sumbernya campur-campur, dari buku linguistik chaer, oka dan suparno, dari situs internet juga ada. semuanya saling melengkapi aza. klo masih kurang, ntar mau dicari lagi sumber tambahannya.