TINJAUAN BAB
Kolaborasi merupakan faktor penting dalam pengembangan
dan pemeliharaan profesional komunitas belajar. Tanpa kolaborasi, tidak ada komunitas
belajar. Bab ini melanjutkan pembahasan pendekatan kolaboratif untuk
meningkatkan instruksi. Dalam hal ini, kolaboratif digunakan untuk penilaian
atas karya siswa, mentoring, dan keterlibatan orang tua pada hal-hal yang
berkaitan dengan keragaman dalam kolaborasi. Pertanyaan yang akan dijawab pada
bab ini adalah:
·
Bagaimanakah
masalah kesetaraan dan keragaman dapat ditangani dengan kolaboratif pada komunitas
belajar?
·
Apa
peran kolaborasi dalam komunitas belajar?
·
Bagaimana
mentoring dan pelatihan dalam meningkatkan komunitas belajar?
·
Bagaimana
penilaian kolaboratif pekerjaan siswa pada komunitas belajar?
·
Bagaimana
kerja sama dengan orang tua dalam komunitas belajar?
BAGAIMANAKAH MASALAH KESETARAAN DAN KERAGAMAN DAPAT
DITANGANI DENGAN KOLABORATIF PADA KOMUNITAS BELAJAR?
Ilustrasi:
Seorang guru mengeluh kepada teman seprofesinya. Ia
mengeluhkan sikap siswa yang ditemuinya beberapa waktu yang lalu. Guru tersebut
khawatir melihat perilaku siswanya yang menjaga jarak dengannya. Si siswa
selalu menunduk ketika diajak bicara. Si guru tidak menyukai sikap siswa
tersebut yang terkesan takut pada dirinya, bahkan mungkin terlihat sebagai
siswa yang pesimis. Setelah si guru memberitahukannya kepada temannya tersebut,
temannya memberitahu bahwa itu didasarkan oleh budaya. Suatu budaya ada yang
menghargai kontak mata. Seorang anak yang berbicara kepada orang yang lebih
dewasa, ia akan menunduk sebagai tanda hormatnya. Demikianlah, teman si guru
tersebut menjelaskan. Akhirnya, si guru memahami bahwa dirinya memiliki latar
belakang budaya yang berbeda dengan anak didiknya. Beruntunglah dirinya
memiliki teman yang berbeda budaya sehingga dapat saling bertukar informasi.
Ilustrasi yang dihadirkan memberikan pelajaran penting
mengenai perbedaan latar belakang budaya antara pendidik dengan anak didiknya.
Hal tersebut dapat menyebabkan kesalahpahaman yang berimplikasi serius,
khususnya yang menyebabkan streotip secara sadar maupun tidak sadar, pemberian
informasi yang salah, bahkan yang lebih serius lagi dapat menyebabkan konflik.
Adanya hambatan keanekaragaman mungkin saja
diakibatkan oleh isi kurikulum dan materi yang tidak akurat, tidak lengkap,
tidak mutakhir, khususnya dalam kontribusinya terhadap berbagai kelompok dengan
latar belakang yang berbeda. Keragaman adalah masalah yang harus diatasi jika menginginkan sekolah menjadi komunitas
belajar. Oleh karena itu, sekolah harus menyediakan pendidikan yang berkualitas
bagi siswa, terlepas dari latar belakang budaya yang berbeda dan gender.
Kolaborasi dalam komunitas belajar memperlihatkan
semakin eratnyanya kerja sama dengan orang-orang yang berbeda latar belakang.
Meskipun masalah ekuitas dan keragaman sering muncul, setiap anggota harus
bersama-sama menanganinya. Dengan demikian, hubungan guru dan siswa melalui
kolaborasi akan terjadi secara harmonis.
Pendekatan kolaboratif untuk mengatasi keragaman dan
ekuitas dapat membantu memperluas wawasan dan pemahaman. Akan tetapi,
pendekatan ini tidak bisa hanya dilakukan oleh satu pihak saja. Pemerintah pun
harus bersedia ikut berperan dalam mengatasi ekuitas dan keragaman. Sebuah
upaya yang diajukan dalam mengatasi permasalahan tersebut adalah adanya standar
dari Dewan Pembangunan Nasional (2001) yang menempatkan ekuitas sebagai fokus
dengan pernyataan sebagai berikut “Staf pembangunan akan mempersiapkan pendidik untuk
memahami dan menghargai semua siswa, menciptakan lingkungan belajar yang aman,
tertib, dan mendukung, serta optimis terhadap prestasi akademik mereka.”
Strategi Kolaboratif untuk Mengatasi Ekuitas dan
Keragaman
·
Bekerja
untuk memecahkan masalah pada anggota.
·
Memberikan
kesempatan pada guru untuk memeriksa budaya mereka sendiri.
·
Periksa
keyakinan dan asumsi tentang pendidikan.
·
Promosikan
kesempatan anggota untuk belajar budaya lain.
APAKAH PERAN KOLABORASI DALAM KOMUNITAS BELAJAR
Peran kolaborasi dalam kelompok sangat penting. kolaborasi
dapat mengatasi terisolasinya seseorang. Selain itu, akan membangun diskusi
yang dapat melibatkan beragam persepsi, keterampilan, dan pengalaman.
Kolaborasi merupakan faktor penting dalam membangun sebuah komunitas belajar.
Dengan adanya pembentukan komunitas belajar, pencapaian hasil pada siswa dapat
ditingkatkan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara pembinaan dan pelatihan,
penilaian bersama-sama terhadap pekerjaan siswa, dan bekerja sama dengan orang
tua.
BAGAIMANA MENTORING DAN
PELATIHAN DALAM MENINGKATKAN KOMUNITAS BELAJAR?
Banyak negara memerlukan program mentoring bagi guru
baru serta organisasinya. Hal ini dimaksudkan untuk membangun komunitas
belajar. Seorang guru tidak hanya didukung oleh pengembangan keterampilan
pembelajaran dan manajemen, namun juga kebudayaan sekolah di tempatnya
mengajar.
Mentoring akan bermanfaat bagi komunitas belajar. Mentoring
akan dilakukan melalui pendampingan kepada komunitas belajar dengan pemberian
nilai-nilai dan praktik. Keuntungan bagi seseorang dalam mentoring ini akan
memiliki pengetahuan di bidang kurikulum dan pengajaran, manajemen kelas,
persyaratan administratif, dan kebijakan. Selain itu, juga akan mendapat
dukungan sosial dan emosional dari mentor mereka. Melalui pengalaman mentoring
ini akan meningkatkan refleksi, meninggikan semangat, dan membangun perspektif
baru tentang mengajar dan belajar. Persahabatan juga dapat diperoleh pada
mentoring ini.
Peran dan Tanggung Jawab
Mentor
Fungsi utama dari mentor adalah membantu pemula
menjadi mandiri dan mampu efektif dalam komunitas belajar profesional. Mentor
menjalin hubungan berdasarkan kepercayaan, kerahasiaan, dan dukungan, dalam
membangun keterampilan pendidikan. Selain itu, mentor berfungsi sebagai pelatih
dengan perannya menjadi model.
Kualitas yang perlu dicari
pada mentoring
·
Menjadi
guru yang luar biasa dengan standar tinggi profesional.
·
Penelitian
pembelajaran, nilai, dan refleksi.
·
Memiliki
pengetahuan terhadap kebijakan, prosedur, dan pedagogic.
·
Sabar,
mudah memahami, membantu, percaya diri, dan dapat dipercaya.
·
Mampu
memahami pembelajar yang dewasa.
Pelatihan
Pelatihan merupakan proses kolaboratif yang membangun
kekuatan seseorang. Dalam kegiatan ini menghargai dan menghormati
profesionalisme. Kelompok yang dilatih diharapkan dapat mengambil peran aktif
dalam praktiknya ketika membuat keputusan terhadap strategi.
Manfaat Pelatihan
Pelatihan menguntungkan komunitas belajar dengan cara
yang mirip dengan mentoring. Pada pelatihan disediakan pekerjaan dalam
menanamkan pengembangan profesionalitas dan mengurangi isolasi. Pelatihan dapat
meningkatkan refleksi pada belajar mengajar yang pada akhirnya berfokus pada
peningkatan hasil siswa. Pelatihan ini dapat dikembangkan melalui pengembangan
portofolio profesional, memeriksa kegiatan siswa, menganalisis data,
berpartisipasi dalam kelompok belajar, dan implementasi pada praktik.
Jenis Pelatihan
Ada banyak jenis situasi pembinaan dan model. Oleh
karena itu, pendidik harus memutuskan hasil yang diharapkan dalam pembinaan
dengan pendekatan terbaik. Misalnya, pembinaan selalu digunakan untuk
memfasilitasi strategi baru pembelajaran.
Karakteristik Pelatih yang
Terampil
Meskipun banyak model pelatih pada komunitas belajar,
hanya pelatih yang memiliki kecerdasan emosional yang dapat efektif menjadi
mentor. Selain itu, kompetensi dalam mengembangkan potensi orang lain, empati,
dan memiliki hubungan yang baik, serta membangun kepercayaan terhadap orang
lain, dapat menjadi karakteristik pelatih yang terampil.
BAGAIMANA PENILAIAN
KOLABORATIF PEKERJAAN SISWA PADA KOMUNITAS BELAJAR?
Penilaian terhadap siswa seringkali membuat guru
bekerja sendiri. Membuat instrumen pun harus disesuaikan dengan tahapan
perkembangan anak didik.
Penilaian kolaboratif dapat dilakukan dengan
memperlihatkan hasil kerja siswa kepada komunitas belajar. Semua anggota
bersama-sama melihat pekerjaan siswa dan member komentar serta penilaian.
Hasilnya, masukan anggota memberikan alternatif bagi guru dalam menggabungkan
beberapa tugas penilaian berdasarkan tahapan perkembangan.
Pemeriksaan kolaborasi terhadap karya siswa dari waktu
ke waktu membantu guru memantau hubungan antara kinerja siswa dan perubahan
dalam strategi pembelajaran atau kurikulum. Pendekatan kolaboratif tidak selalu
menggantikan penilaian kerja individu sehari-hari yang dilakukan oleh guru.
Berikut perbedaan dalam prosedur dan tujuan.
Menilai
Kerja Siswa
|
Pendekatan Tradisional
|
Pendekatan Kolaboratif
|
Siapa
|
Guru kerja sendiri
|
Guru bekerja sama dengan yang lain
|
Apa
|
Setiap bagian tugas siswa
|
Hanya beberapa sampel tugas siswa
|
Mengapa
|
Yang paling utama menilai kemajuan individu siswa
|
Untuk banyak alasan, salah satunya untuk menilai dan menginformasikan
kurikulum dan instruksional praktik dalam pengembangan profesional
|
Kapan
|
Setiap kali
|
Harus dijadwalkan
|
BAGAIMANA KERJA SAMA DENGAN
ORANG TUA DALAM KOMUNITAS BELAJAR?
Orang tua adalah mitra dalam komunitas belajar.
Keterlibatan keluarga terkait dengan prestasi siswa di semua tingkatan.
Keluarga mengetahui anak-anaknya dengan cara yang guru tidak tahu. Hal inilah
yang menambah perspektif berbeda. Selain itu, keluarga yang terlibat dalam
komunitas belajar cenderung mendukungnya dengan banyak cara.
Penting bagi pendidik untuk memahamai peran penting
yang dimainkan keluarga. Masyarakat yang beragam menunjukkan beragamnya latar
belakang orang tua. Asosiasi Nasional Guru dan Orang Tua telah mengadopsi enam
standar keterlibatan keluarga, yaitu 1) menyambut semua keluarga untuk masuk ke
dalam komunitas sekolah, 2) berkomunikasi secara efektif, 3) mendukung
keberhasilan siswa, 4) berbicara pada anak, 5) berbagi kekuasaan (tanggung
jawab), dan 6) berkolaborasi dengan komunitas.
Berikut ada beberapa strategi yang efektif dalam
bekerja sama dengan keluarga:
·
Komunikasi
sekolah-keluarga
·
Pendidikan
orang tua
·
Meningkatkan
belajar siswa
·
Keluarga
di sekolah
·
Bekerja
sama dalam mengambil keputusan
·
Keluarga/Masyarakat
kemitraan
Kerja sama dengan orang tua akan meningkatkan hubungan
antara guru, siswa, dan keluarga. Dengan demikian, komunitas belajar semakin
kuat.
SIMPULAN
Kolaborasi adalah pengikat yang membuat komunitas
belajar hidup bersama. Berbagai macam pendekatan kolaboratif digunakan untuk
meningkatkan instruksi, termasuk melihat siswa bekerja sama dalam mentoring.
Keanekaragaman dengan banyak perspektif yang diberikan akan membawa efektivitas
yang lebih besar salam kolaborasi. Pemikiran harus diberikan kepada isu-isu
kesetaraan dan keragaman dalam semua aspek kolaborasi. Pentingnya keluarga
sebagai mitra dalam komunitas belajar tidak harus diminimalkan. Orang tua dan
keluarga lainnya dapat memainkan perannya dalam mendukung dan memperkaya
pendidikan anak-anak mereka. Melalui kerja sama orang tua dan pendidik dari
berbagai latar belakang dapat ditemukan banyak cara untuk bekerja sama pada
komunitas belajar. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan proses pendidikan dalam
mencapai hasil yang lebih baik untuk semua siswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar