Jumat, 15 Februari 2013

BELAJAR MELALUI PENDEKATAN KOLABORATIF



Ekuitas dan Keanekaragaman, Mentoring dan Pelatihan, Penilaian Kerja Mahasiswa, dan Keterlibatan Orang Tua

TINJAUAN BAB
Kolaborasi merupakan faktor penting dalam pengembangan dan pemeliharaan profesional komunitas belajar. Tanpa kolaborasi, tidak ada komunitas belajar. Bab ini melanjutkan pembahasan pendekatan kolaboratif untuk meningkatkan instruksi. Dalam hal ini, kolaboratif digunakan untuk penilaian atas karya siswa, mentoring, dan keterlibatan orang tua pada hal-hal yang berkaitan dengan keragaman dalam kolaborasi. Pertanyaan yang akan dijawab pada bab ini adalah:
·      Bagaimanakah masalah kesetaraan dan keragaman dapat ditangani dengan kolaboratif pada komunitas belajar?
·      Apa peran kolaborasi dalam komunitas belajar?
·      Bagaimana mentoring dan pelatihan dalam meningkatkan komunitas belajar?
·      Bagaimana penilaian kolaboratif pekerjaan siswa pada komunitas belajar?
·      Bagaimana kerja sama dengan orang tua dalam komunitas belajar?

BAGAIMANAKAH MASALAH KESETARAAN DAN KERAGAMAN DAPAT DITANGANI DENGAN KOLABORATIF PADA KOMUNITAS BELAJAR?
Ilustrasi:
Seorang guru mengeluh kepada teman seprofesinya. Ia mengeluhkan sikap siswa yang ditemuinya beberapa waktu yang lalu. Guru tersebut khawatir melihat perilaku siswanya yang menjaga jarak dengannya. Si siswa selalu menunduk ketika diajak bicara. Si guru tidak menyukai sikap siswa tersebut yang terkesan takut pada dirinya, bahkan mungkin terlihat sebagai siswa yang pesimis. Setelah si guru memberitahukannya kepada temannya tersebut, temannya memberitahu bahwa itu didasarkan oleh budaya. Suatu budaya ada yang menghargai kontak mata. Seorang anak yang berbicara kepada orang yang lebih dewasa, ia akan menunduk sebagai tanda hormatnya. Demikianlah, teman si guru tersebut menjelaskan. Akhirnya, si guru memahami bahwa dirinya memiliki latar belakang budaya yang berbeda dengan anak didiknya. Beruntunglah dirinya memiliki teman yang berbeda budaya sehingga dapat saling bertukar informasi.
Ilustrasi yang dihadirkan memberikan pelajaran penting mengenai perbedaan latar belakang budaya antara pendidik dengan anak didiknya. Hal tersebut dapat menyebabkan kesalahpahaman yang berimplikasi serius, khususnya yang menyebabkan streotip secara sadar maupun tidak sadar, pemberian informasi yang salah, bahkan yang lebih serius lagi dapat menyebabkan konflik.
Adanya hambatan keanekaragaman mungkin saja diakibatkan oleh isi kurikulum dan materi yang tidak akurat, tidak lengkap, tidak mutakhir, khususnya dalam kontribusinya terhadap berbagai kelompok dengan latar belakang yang berbeda. Keragaman adalah masalah yang harus diatasi  jika menginginkan sekolah menjadi komunitas belajar. Oleh karena itu, sekolah harus menyediakan pendidikan yang berkualitas bagi siswa, terlepas dari latar belakang budaya yang berbeda dan gender.
Kolaborasi dalam komunitas belajar memperlihatkan semakin eratnyanya kerja sama dengan orang-orang yang berbeda latar belakang. Meskipun masalah ekuitas dan keragaman sering muncul, setiap anggota harus bersama-sama menanganinya. Dengan demikian, hubungan guru dan siswa melalui kolaborasi akan terjadi secara harmonis.
Pendekatan kolaboratif untuk mengatasi keragaman dan ekuitas dapat membantu memperluas wawasan dan pemahaman. Akan tetapi, pendekatan ini tidak bisa hanya dilakukan oleh satu pihak saja. Pemerintah pun harus bersedia ikut berperan dalam mengatasi ekuitas dan keragaman. Sebuah upaya yang diajukan dalam mengatasi permasalahan tersebut adalah adanya standar dari Dewan Pembangunan Nasional (2001) yang menempatkan ekuitas sebagai fokus dengan pernyataan sebagai berikut “Staf pembangunan akan mempersiapkan pendidik untuk memahami dan menghargai semua siswa, menciptakan lingkungan belajar yang aman, tertib, dan mendukung, serta optimis terhadap prestasi akademik mereka.”



Strategi Kolaboratif untuk Mengatasi Ekuitas dan Keragaman
·      Bekerja untuk memecahkan masalah pada anggota.
·      Memberikan kesempatan pada guru untuk memeriksa budaya mereka sendiri.
·      Periksa keyakinan dan asumsi tentang pendidikan.
·      Promosikan kesempatan anggota untuk belajar budaya lain.

APAKAH PERAN KOLABORASI DALAM KOMUNITAS BELAJAR
Peran kolaborasi dalam kelompok sangat penting. kolaborasi dapat mengatasi terisolasinya seseorang. Selain itu, akan membangun diskusi yang dapat melibatkan beragam persepsi, keterampilan, dan pengalaman. Kolaborasi merupakan faktor penting dalam membangun sebuah komunitas belajar. Dengan adanya pembentukan komunitas belajar, pencapaian hasil pada siswa dapat ditingkatkan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara pembinaan dan pelatihan, penilaian bersama-sama terhadap pekerjaan siswa, dan bekerja sama dengan orang tua.

BAGAIMANA MENTORING DAN PELATIHAN DALAM MENINGKATKAN KOMUNITAS BELAJAR?
Banyak negara memerlukan program mentoring bagi guru baru serta organisasinya. Hal ini dimaksudkan untuk membangun komunitas belajar. Seorang guru tidak hanya didukung oleh pengembangan keterampilan pembelajaran dan manajemen, namun juga kebudayaan sekolah di tempatnya mengajar.
Mentoring akan bermanfaat bagi komunitas belajar. Mentoring akan dilakukan melalui pendampingan kepada komunitas belajar dengan pemberian nilai-nilai dan praktik. Keuntungan bagi seseorang dalam mentoring ini akan memiliki pengetahuan di bidang kurikulum dan pengajaran, manajemen kelas, persyaratan administratif, dan kebijakan. Selain itu, juga akan mendapat dukungan sosial dan emosional dari mentor mereka. Melalui pengalaman mentoring ini akan meningkatkan refleksi, meninggikan semangat, dan membangun perspektif baru tentang mengajar dan belajar. Persahabatan juga dapat diperoleh pada mentoring ini.

Peran dan Tanggung Jawab Mentor
Fungsi utama dari mentor adalah membantu pemula menjadi mandiri dan mampu efektif dalam komunitas belajar profesional. Mentor menjalin hubungan berdasarkan kepercayaan, kerahasiaan, dan dukungan, dalam membangun keterampilan pendidikan. Selain itu, mentor berfungsi sebagai pelatih dengan perannya menjadi model.

Kualitas yang perlu dicari pada mentoring
·      Menjadi guru yang luar biasa dengan standar tinggi profesional.
·      Penelitian pembelajaran, nilai, dan refleksi.
·      Memiliki pengetahuan terhadap kebijakan, prosedur, dan pedagogic.
·      Sabar, mudah memahami, membantu, percaya diri, dan dapat dipercaya.
·      Mampu memahami pembelajar yang dewasa.

Pelatihan
Pelatihan merupakan proses kolaboratif yang membangun kekuatan seseorang. Dalam kegiatan ini menghargai dan menghormati profesionalisme. Kelompok yang dilatih diharapkan dapat mengambil peran aktif dalam praktiknya ketika membuat keputusan terhadap strategi.

Manfaat Pelatihan
Pelatihan menguntungkan komunitas belajar dengan cara yang mirip dengan mentoring. Pada pelatihan disediakan pekerjaan dalam menanamkan pengembangan profesionalitas dan mengurangi isolasi. Pelatihan dapat meningkatkan refleksi pada belajar mengajar yang pada akhirnya berfokus pada peningkatan hasil siswa. Pelatihan ini dapat dikembangkan melalui pengembangan portofolio profesional, memeriksa kegiatan siswa, menganalisis data, berpartisipasi dalam kelompok belajar, dan implementasi pada praktik.

Jenis Pelatihan
Ada banyak jenis situasi pembinaan dan model. Oleh karena itu, pendidik harus memutuskan hasil yang diharapkan dalam pembinaan dengan pendekatan terbaik. Misalnya, pembinaan selalu digunakan untuk memfasilitasi strategi baru pembelajaran.

Karakteristik Pelatih yang Terampil
Meskipun banyak model pelatih pada komunitas belajar, hanya pelatih yang memiliki kecerdasan emosional yang dapat efektif menjadi mentor. Selain itu, kompetensi dalam mengembangkan potensi orang lain, empati, dan memiliki hubungan yang baik, serta membangun kepercayaan terhadap orang lain, dapat menjadi karakteristik pelatih yang terampil.

BAGAIMANA PENILAIAN KOLABORATIF PEKERJAAN SISWA PADA KOMUNITAS BELAJAR?
Penilaian terhadap siswa seringkali membuat guru bekerja sendiri. Membuat instrumen pun harus disesuaikan dengan tahapan perkembangan anak didik.
Penilaian kolaboratif dapat dilakukan dengan memperlihatkan hasil kerja siswa kepada komunitas belajar. Semua anggota bersama-sama melihat pekerjaan siswa dan member komentar serta penilaian. Hasilnya, masukan anggota memberikan alternatif bagi guru dalam menggabungkan beberapa tugas penilaian berdasarkan tahapan perkembangan.
Pemeriksaan kolaborasi terhadap karya siswa dari waktu ke waktu membantu guru memantau hubungan antara kinerja siswa dan perubahan dalam strategi pembelajaran atau kurikulum. Pendekatan kolaboratif tidak selalu menggantikan penilaian kerja individu sehari-hari yang dilakukan oleh guru.

Berikut perbedaan dalam prosedur dan tujuan.
Menilai Kerja Siswa


Pendekatan Tradisional
Pendekatan Kolaboratif
Siapa
Guru kerja sendiri
Guru bekerja sama dengan yang lain
Apa
Setiap bagian tugas siswa
Hanya beberapa sampel tugas siswa
Mengapa
Yang paling utama menilai kemajuan individu siswa
Untuk banyak alasan, salah satunya untuk menilai dan menginformasikan kurikulum dan instruksional praktik dalam pengembangan profesional
Kapan
Setiap kali
Harus dijadwalkan

BAGAIMANA KERJA SAMA DENGAN ORANG TUA DALAM KOMUNITAS BELAJAR?
Orang tua adalah mitra dalam komunitas belajar. Keterlibatan keluarga terkait dengan prestasi siswa di semua tingkatan. Keluarga mengetahui anak-anaknya dengan cara yang guru tidak tahu. Hal inilah yang menambah perspektif berbeda. Selain itu, keluarga yang terlibat dalam komunitas belajar cenderung mendukungnya dengan banyak cara.
Penting bagi pendidik untuk memahamai peran penting yang dimainkan keluarga. Masyarakat yang beragam menunjukkan beragamnya latar belakang orang tua. Asosiasi Nasional Guru dan Orang Tua telah mengadopsi enam standar keterlibatan keluarga, yaitu 1) menyambut semua keluarga untuk masuk ke dalam komunitas sekolah, 2) berkomunikasi secara efektif, 3) mendukung keberhasilan siswa, 4) berbicara pada anak, 5) berbagi kekuasaan (tanggung jawab), dan 6) berkolaborasi dengan komunitas.
Berikut ada beberapa strategi yang efektif dalam bekerja sama dengan keluarga:
·           Komunikasi sekolah-keluarga
·           Pendidikan orang tua
·           Meningkatkan belajar siswa
·           Keluarga di sekolah
·           Bekerja sama dalam mengambil keputusan
·           Keluarga/Masyarakat kemitraan

Kerja sama dengan orang tua akan meningkatkan hubungan antara guru, siswa, dan keluarga. Dengan demikian, komunitas belajar semakin kuat.

SIMPULAN
Kolaborasi adalah pengikat yang membuat komunitas belajar hidup bersama. Berbagai macam pendekatan kolaboratif digunakan untuk meningkatkan instruksi, termasuk melihat siswa bekerja sama dalam mentoring. Keanekaragaman dengan banyak perspektif yang diberikan akan membawa efektivitas yang lebih besar salam kolaborasi. Pemikiran harus diberikan kepada isu-isu kesetaraan dan keragaman dalam semua aspek kolaborasi. Pentingnya keluarga sebagai mitra dalam komunitas belajar tidak harus diminimalkan. Orang tua dan keluarga lainnya dapat memainkan perannya dalam mendukung dan memperkaya pendidikan anak-anak mereka. Melalui kerja sama orang tua dan pendidik dari berbagai latar belakang dapat ditemukan banyak cara untuk bekerja sama pada komunitas belajar. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan proses pendidikan dalam mencapai hasil yang lebih baik untuk semua siswa.

Tidak ada komentar: