A. Pendahuluan
Perkembangan bahasa
Indonesia dewasa ini sangat pesat. Perkembangan ini telah memberikan dampak positif maupun
negatif. Perkembangan bahasa Indonesia yang memberikan dampak positif terlihat
dengan semakin kreatifnya pengombinasian bahasa (bahasa iklan), dan masih digunakannya bahasa Indonesia dalam
ragam formal dan kenegaraan. Akan tetapi, selain memberikan dampak positif,
perkembangan bahasa Indonesia juga menunjukkan dampak negatifnya. Hal ini
terlihat dengan semakin suburnya perkembangan ragam bahasa gaul di kalangan
anak muda. Padahal, mereka merupakan penerus bangsa yang akan melestarikan
bahasa dan budaya Indonesia nantinya. Jika mereka sendiri menggunakan ragam
bahasa gaul, akibatnya identitas bahasa Indonesia akan semakin terkikis dan
hilang.
Bahasa Indonesia merupakan kebanggaan bangsa. Tanpa bahasa Indonesia, kemerdekaan tidak akan tercapai dan persatuan bangsa tidak akan terhimpun. Oleh karena itu, perkembangan bahasa Indonesia
harus diarahkan ke arah yang positif. Dengan demikian, bahasa Indonesia tetap
eksis sebagai identitas bangsa Indonesia.
Makalah ini akan membahas perkembangan bahasa Indonesia sejak pertama
kalinya hingga saat sekarang. Diharapkan dengan mengetahui perkembangan bahasa
Indonesia akan menumbuhkan sikap menghargai bahasa Indonesia.
B. Bahasa
Melayu
Bahasa Melayu termasuk dalam bahasa-bahasa Melayu Polinesia di bawah rumpun bahasa
Austronesia. Menurut statistik
penggunaan bahasa di dunia,
penutur bahasa Melayu diperkirakan mencapai lebih kurang 250 juta jiwa yang
merupakan bahasa keempat dalam urutan jumlah penutur terpenting bagi
bahasa-bahasa di dunia.
Sejarah penggunaan bahasa Melayu yang panjang ini tentu saja mengakibatkan perbedaan
versi bahasa. Ahli bahasa membagi perkembangan bahasa Melayu dalam tiga tahap
utama, yaitu:
·
Bahasa Melayu Kuno
(abad ke-7 hingga abad ke-13)
·
Bahasa Melayu Klasik, mulai ditulis dengan
huruf Jawi
(sejak abad ke-15)
·
Bahasa Melayu Modern (sejak abad ke-20)
Adanya tahapan bahasa Melayu ini menunjukkan bahwa bahasa melayu
terus-menerus berkembang. Hal ini disebabkan oleh munculnya dialek bahasa
Melayu akibat penyebaran penduduk, isolasi, maupun kreolisasi.
C. Bahasa Melayu Menjadi Bahasa Indonesia
Kedudukan bahasa Melayu semakin berkembang di wilayah Nusantara. Perkembangan
ini mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan persatuan bangsa Indonesia. Bahasa
Melayu yang digunakan dipengaruhi oleh corak budaya daerah. Bahasa Melayu
banyak menyerap kosakata dari berbagai bahasa, terutama dari bahasa Sansekerta,
bahasa Persia, bahasa Arab, dan bahasa-bahasa di Eropa.
Di Indonesia, pendirian Balai Pustaka
(1901) sebagai percetakan untuk buku-buku
pelajaran dan sastra mengantarkan kepopuleran bahasa Melayu. Bahkan keberadaan Balai Pustaka membentuk suatu varian bahasa tersendiri yang mulai
berbeda dari induknya, yaitu bahasa
Melayu Riau. Bahasa Melayu saat itu
kemudian dikenal dengan "bahasa Melayu Balai Pustaka" atau "bahasa Melayu van Ophuijsen".
Dalam masa 20 tahun berikutnya,
"bahasa Melayu van Ophuijsen" ini kemudian dikenal luas di kalangan
orang-orang pribumi dan mulai dianggap menjadi identitas kebangsaan Indonesia.
Puncaknya adalah ketika Kongres Pemuda II (28 Oktober 1928) dengan jelas
dinyatakan, "menjunjung bahasa
persatuan, bahasa Indonesia". Sejak saat itulah bahasa Melayu diangkat
menjadi bahasa kebangsaan, bahasa
Indonesia.
Introduksi varian kebangsaan ini
mendesak bentuk-bentuk bahasa Melayu lain, termasuk bahasa Melayu Tionghoa,
sebagai bentuk cabang dari bahasa Melayu Pasar, yang penggunaannya berangsur-angsur melemah. Pemeliharaan
bahasa Melayu baku (bahasa Melayu Riau) terjaga akibat meluasnya penggunaan
bahasa ini dalam kehidupan sehari-hari. Sikap orang Belanda yang pada waktu itu
tidak suka apabila orang pribumi menggunakan bahasa Belanda juga menyebabkan
bahasa Melayu sebagai bahasa Indonesia menjadi
semakin populer.
Ada empat hal yang menyebabkan bahasa Melayu dipilih menjadi bahasa
Indonesia, yaitu:
1. Bahasa Melayu merupakan Lingua Franca (bahasa perhubungan dan
perdagangan) di Indonesia.
2. Sistem bahasa Melayu sangat sederhana dan mudah dipahami karena
tidak mengenal tingkatan-tingkatan.
3. Suku bangsa di Indonesia dengan sukarela menerima bahasa Melayu
sebagai bahasa Indonesia.
4. Bahasa Melayu memiliki kesanggupan untuk digunakan dalam lingkup
yang lebih luas sebagai bahasa kebudayaan.
D. Peristiwa yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa Indonesia
Ada beberapa perkembangan bahasa Indonesia yang turut mempengaruhi
perkembangan bahasa Indonesia, yaitu:
1. Budi Otomo
Pada tahun 1908, Budi Utomo yang
merupakan organisasi yang bersifat kenasionalan yang pertama berdiri dan tempat
terhidupnya kaum terpelajar bangsa Indonesia, dengan sadar menuntut agar
syarat-syarat untuk masuk ke sekolah Belanda diperingan. Hal ini disebabkan oleh penggunaan bahasa Belanda menjadi syarat untuk
menempuh pendidikan yang lebih tinggi, khususnya di Barat.
2. Sarikat
Islam
Sarikat Islam berdiri
pada tahun 1912. Pada mulanya partai ini hanya
bergerak di bidang perdagangan, kemudian ikut serta dalam bidang sosial dan
politik. Sarikat Islam tidak pernah menggunakan bahasa Belanda, melainkan bahasa
Indonesia, khususnya di bidang politik.
3. Balai
Pustaka
Balai Pustaka didirikan tahun 1908 yang dipimpin oleh Dr.
G.A.J. Hazue. Pada mulanya badan ini bernama Commissie Voor De Volkslectuur. Kemudian,tahun 1917 namanya berubah menjadi Balai Pustaka. Selain
menerbitkan buku-buku, Balai Pustaka juga
menerbitkan majalah. Hasil yang
diperoleh dengan didirikannya Balai Pustaka
terhadap perkembangan bahasa Melayu menjadi
bahasa Indonesia antara lain:
a. Memberikan
kesempatan kepada pengarang-pengarang bangsa Indonesia untuk menulis dalam
bahasa melayu.
b. Memberikan kesempatan kepada rakyat Indonesia untuk membaca karya bangsanya sendiri dalam bahasa melayu.
c. Menciptakan hubungan antara sastrawan dengan masyarakat melalui karangannya.
d. Memperkaya dan memperbaiki bahasa Melayu.
4. Sumpah
Pemuda
Pada 28 Oktober 1928 organisasi pemuda
mengadakan kongres pemuda di Jakarta yang menghasilkan sebuah pernyataan
bersejarah yang kemudian lebih dikenal sebagai Sumpah Pemuda. Pernyataan persatuan
itu meliputi negara Indonesia, bangsa Indonesia, dan bahasa Indonesia.
Peristiwa ini dianggap sebagai awal
permulaan bahasa Indonesia yang sebenarnya. Bahasa Indonesia
sebagai media dan simbol
kemerdekaan bangsa. Tidak bisa
dipumgkiri bahwa cita-cita itu sudah menjadi kenyataan. Bahasa
Indonesia tidak hanya menjadi media kesatuan dan politik, melainkan juga
menjadi bahasa sastra Indonesia
baru.
E. Upaya Peningkatan dan Pengembangan Bahasa Indonesia
Bahasa merupakan sarana pengungkapan nilai-nilai budaya, pikiran, dan nilai-nilai
kehidupan kemasyarakatan. Perkembangan kebudayaan Indonesia ke arah
peradaban modern sejalan dengan kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Hal ini menuntut
adanya perkembangan cara berpikir yang ditandai oleh kecermatan, ketepatan, dan
kesanggupan menyatakan isi pikiran secara eksplisit. Adapun upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam meningkatkan dan
mengembangkan bahasa Indonesia adalah dengan menumbuhkan sikap positif terhadap
bahasa Indonesia melalui:
1. Penggunaan bahasa Indonesia sebagai ragam bahasa formal dalam
diskusi dan pengajaran.
2. Pembinaan dan pengembangan bahasa melalui media massa sehingga
penulis dan pembaca semakin bertambah kosakata bahasa Indonesia dan lebih tahu
aturan penulisan yang baik.
3. Pemakaian bahasa Indonesia dalam menghasilkan karya-karya seni dan
sastra.
4. Pembinaan dan pengembangan bahasa dalam kaitannya dengan bidang ilmu dan,
teknologi.
F. Simpulan
Perkembangan bahasa Indonesia yang semakin pesat memiliki kesejarahan yang
panjang. Sebelum menjadi bahasa Indonesia, yang dikenal sebelumnya adalah
bahasa Melayu. Bahasa Melayu memiliki pemakai bahasa yang banyak, khususnya
karena kemampuannya menjadi bahasa Lingua Franca atau bahasa yang dijadikan
sebagai bahasa perhubungan dan perdagangan di Nusantara. Bahasa Melayu resmi
menjadi bahasa Indonesia sejak diikrarkannya Sumpah Pemuda 1928 yang salah satu
pernyataannya mengakui bahasa persatuan adalah bahasa Indonesia.